Durokhim, S.Pd.SD.M.Pd
CGP Angkatan 6 Kabupaten Rembang![]() |
| Dokumen : Durokhim, M.Pd |
Kreativitas
hanyalah menghubungkan berbagai hal. Ketika Anda bertanya kepada orang-orang
kreatif bagaimana mereka melakukan sesuatu, mereka merasa sedikit bersalah
karena mereka tidak benar-benar melakukannya, mereka hanya melihat sesuatu.
Sesuatu itu tampaknya jelas bagi mereka setelah beberapa saat. Itu karena
mereka dapat mengkoneksikan pengalaman yang mereka miliki dan mensintesis
hal-hal baru."
-Steve
Jobs-
Bagaimana perasaan Anda setelah
mempelajari modul ini?
Mempelajari
modul 3.3 tentang pengelolaan program yang
berdampak positif pada murid memberikan pengalaman yang baru buat saya. Saya belajar bagaimana membuat
program yang berpihak pada murid, untuk
mewujudkan murid yang berprofil belajar
Pancasila.
Tentunya
saya merasa senang terhadap materi yang saya dapat pada pada modul ini. Banyak hal-hal yang perlu
saya perbaiki ketika saya harus membuat
program untuk murid. Dalam pembuatan program,
mulai proses perencanaan, eksekusi program dan evaluasinya haruslah terkonsep secara jelas. Dengan
mempelajari modul ini saya semakin
menguasai kompetensi sebagai guru penggerak terutama pada kompetensi pengembangan diri dan orang
lain
Apa Intisari yang
didapatkan dari modul ini?
Kepemimpinan
murid adalah kemampuan murid untuk mengarahkan
pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan
opini, mengajukan pertanyaan dan
mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi
dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain dan tindakan nyata
sebagai hasil proses belajarnya Saat
murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka mereka sebenarnya memiliki suara
(voice), Pilihan (choice) dan
kepemilikan (ownership). Dalam proses pembelajaran mereka
Lewat
suara, pilihan dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi
seorang pemilik bagi proses belajarnya
sendiri
Tugas
kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan ruang yang menumbuhkan budaya di mana murid dapat
menyuarakan suara mereka, Menentukan
pilihan dan kepemilikan. Bagaimana mereka melakukan niat mereka dan bagaimana mereka merefleksikan
tindakan mereka.
Dengan
menumbuhkembangkan kepemimpinan murid maka secara bersamaan Kita sebenarnya juga sedang
membangun karakter murid yang
mencerminkan profil pelajar Pancasila
KETERKAITAN
DENGAN MODUL 1
KETERKAITAN
DENGAN MODUL 2
Modul 2.1
Pembelajaran Berdiferensiasi
Mengelola
program yang
berdampak
pada
murid
tidak
terlepas dari
apa
yang
menjadi
kebutuhan murid. Hal ini
bisa
dilakukan
dengan memetakan
kebutuhan
murid
seperti
kesiapan
belajar
murid,
minat
belajar dan
profil
belajar murid.
Modul 2.2 Pembelajaran
Sosial
Emosional
Dalam
merencanakan
program
yang
berdampak
pada
murid
perlu mengintegrasikan pembelajaran
sosial
dan
emosional
di dalamnya.
Hal
ini untuk
mengembalikan kesadaran
penuh
(mindfulness)
murid,
agar
dalam
melaksanakan
program
sekolah
murid
dapat
merasa
tenang,
focus,
berempati,
termotivasivasi
dan
memiliki
sikap
tanggung
jawab
Modul 2.3 Coaching
Coaching
sangat
penting
dilakukan
sebagai
langkah
untuk
menggali segala
potensi
pada
murid
dan
menemukan
sendiri
solusi atas
permasalahan
yang
dihadapi
ketika
melaksanakan
program
yang
telah disusun.
KETERKAITAN
DENGAN MODUL 3
Modul 3.1 Pengambilan
Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin.
Pemimpin
pembelajaran
adalah
orang
yang
mau
melakukan
perubahan ke arah
yang
positif
dan
senang
berkolaborasi.
Agar
keputusan
yang diambil bersifat
efektif dan efisien terkait
rangsangan program yang ingin dilakukan,
tentunya
keputusan tersebut
harus memperhatikan
3
prinsip
berpikir,
4
paradigma
pengambilan keputusan
dan
melakukan
9 langkah
pengujian
dan
pengambilan
keputusan
sebagai
pemimpin
pembelajaran.
Modul
3.2
Pemimpin
dalam
Pengelolaan
Sumber Daya
Pengelolaan
yang
berdampak
pada
murid
hendaknya didukung oleh identifikasi
aset/
modal
yang
dimiliki oleh
sekolah.
Sehingga pemanfaatan
dan
pengefektifan
sumber
daya
menjadi
prioritas
yang
perlu
diperhatikan oleh
seluruh
stakeholder
yang
ada
Perspektif saya tentang
program yang berdampak pada murid?
Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan
dilaksanakan dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?
Menurut
saya, program atau kegiatan sekolah pada pengelolaan program tersebut melalui
perencanaan yang matang dan diselenggarakan berdasarkan kebutuhan murid sesuai
karakteristik lingkungan melalui memetakan sumber daya (modal aset) sebagai
kekuatan atau potensi. Perencanaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan
langkah BAGJA (B-uat pertanyaan, A-mbil pelajaran, G-ali mimpi, j-abarkan
rencana, dan A-tur eksekusi), sehingga program-program tersebut dapat
menumbuhkan kepimpinan murid yang akan dikembangkan, dan melibatkan murid dalam
mendorong suara, pilihan dan kepimpinannya untuk mencapai sebuah kesepakatan.
Sebagai contoh, pada program Peduli
Lingkungan Sekolah dengan Nama
programnya yaitu “BESTi Mas” yang memiliki akronim (Bersih Sampah Tiga Menit Masyarakat
Sekolah).
Langkah
pertama yang dilakukan adalah :
1. Berdialok dengan kepala sekolah untuk memaparkan program sehingga
dapat didukung oleh semua kebijakan kepalah sekolah sebagai aset politik.
2. Melakukan
sesi dialog bersama murid kelas 4-
6 (Sasaran kelas tinggi)
untuk menguatkan ide/gagasan pada tahap awal.
3. Curah
pendapat bersama murid kelas 4-6
untuk mengetahui program “BESTi
Mas” (Bersih Sampah Tiga Menit Massyarakat Sekolah).dengan
bekerja sama denga orang kantin
4. Wawancara
dengan orang kantin mengenai jenis-jenis sampah yang dihasilkan setiap harinya
dan mengidentifikasi jenis sampah yang dapat didaur ulang.
5. Curah
pendapat bersama murid kelas 4-
6 untuk mengenai design dan model jenis produk yang dapat di buat melalui
melalui pemilahan sampah kantin dan membuat desain dan model mengenai jenis
produk yang dapat di buat melalui melalui pemilahan sampah.
Setalah merencanakan
program yang berdampak bagi murid, melalui keterlibatan aktif murid, dan
kolbaorasi dengan rekan sejawat, dan warga kantin, maka program tersebut akan di laksanakan dan
dievalusi
Pada proses pelaksanaan,
mengacu pada pertanyaan sebagai berikut hal ini bertujuan agar program-program
tersebut dapat berdampak positif pada murid, sebagai contoh program “BESTi Mas” yang memiliki akronim (Bersih Sampah Tiga
Menit Massyarakat Sekolah).
Kapan pelaksanaan?
Kegiatan dilaksanakan
secara rutin setiap hari untuk pengumpulan sampah secara terpilah, kegiatan dilaksanakan setelah istirahat pertama setelah
bel masuk dibunyikan. Kemudian dengan pendampingan bapak ibu guru, murid
melakukan aktifitas tiga menit jumput sampah secara terpilah. Kenapa terpilah
karena sampah akan dimanfaatkan kembali untuk kerajian-kerajian yang berbagan
sampah. Terutama sampah kantin.
Siapa yang terlibat?
Kegiatan ini melibatkan,
murid-murid kelas 4-6, guru dan orangtua murid serta
orang-orang kantin sekolah.
Siapa yang bisa
mengarahkan dan memantau saya dalam melaksanakan program “BESTi Mas” (Bersih Sampah Tiga Menit Massyarakat Sekolah).?
Mengajak rekan guru
lain/KS/PS untuk mengobservasi keegiatan “BESTi Mas” saya setiap satu bulan sekali.
Apa indikator
keberhasilan dalam program “BESTi
Mas” (Bersih Sampah Tiga Menit Massyarakat Sekolah).ini?
Murid kelas 4-6 memiliki sikap peduli yang tinggi
terhadap lingkungan, mampu menciptakan berbagai produk yang dihasilkan dari
sampah.
Bagaimana evaluasinya?
Rekan sejawat, orang tua
serta murid memberikan umpan balik atau masukan terkait pembelajaran sebagai
bahan evaluasi pada kegiatan berikutnya
Penulis :
Durokhim, S.Pd.SD.M.Pd
CGP Angkatan 6 Kabupaten Rembang



Komentar
Posting Komentar