KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

 



KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

 

Pemimpin pembelaran adalah sosok yang menentukan dalam pengambilan sebuah keputusan yang berbasis pada nilai-nilai kebajikan. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan  tentang Pengambilan Keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. Namun sebelum menguraikan materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran mari kita renungkan kalimat bijak berikut ini.

 

“Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis”

(Georg Wilhelm Friedrich Hegel)

Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”(Teaching kids to count is fine but teachingthem what counts is best).Bob Talbert

Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

·        Menurut saya,sebagai seorang pendidik seringkali dihadapkan dengan dilema etika antara keadilan lawan rasa kasihan untuk murid-murid yang mempunyai kemampuan dibawah KKM (antara mengajarkan isi materi,mengejar ketuntasan materi ataukah penerapan yang sesungguhnya dari semua materi tersebut yang membutuhkan waktu cukup lama yang berakibat tidak tuntas dalam penyampaian materi).

 

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

 

 Jika seorang pemimpin dihadapkan pada sebuah masalah dilema etika, kita dapat berpedoman pada filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Patrap Triloka pendidikan yang disampaikan yaitu, Ing Ngarso Sung Tuladha : menjadi teladan, memimpin untuk mencontohkan nilai-nilai kebajikan sehingga patut untuk ditiru/ teladani. Ing Madya Mangun Karsa: Memberi semangat, memberdayakan orang lain sehingga tumbuh motivasi dari dalam diri orang lain. Tut Wuri handayani: Dapat memberikan atau mempengaruhi orang lain agar lebih maju.

 

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

 

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik tentunya adalah nilai-nilai kebajikan yang universal. Nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang paling kita hargai dalam hidup dan sangat berpengaruh pada pembentukkan karakter , perilaku dan membimbing dalam kita mengambil sebuah keputusan. Sebagai guru penggerak ada beberapa nilai yang harus dimiliki seperti nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat diperlukan nilai-nilai atau prinsip, pendekatan, dan langkah-langkah yang benar sehingga keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling tepat dengan resiko yang paling minim bagi semua pihak, terutama bagi kepentingan /keberpihakan pada anak didik kita. Untuk membuat keputusan berbasis etika, diperlukan kesamaan visi, budaya dan nilai-nilai yang dianggap penting dalam sebuah institusi atau lembaga sehingga prinsip-prinsip dasar yang menjadi acuan akan lebih jelas. 

 

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

 

Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apabila dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.

TIRTA merupakan model coaching yang dikembangkan dengan semangat merdeka belajar. TIRTA akronim dari:

T: Tujuan, I: Identifikasi , R: Rencana aksi ,TA: Tanggung jawab

Model TIRTA menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat tujuan coaching, yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. TIRTA adalah satu model coaching yang diperkenalkan dalam Program Pendidikan Guru Penggerak saat ini. Model TIRTA dikembangkan dari Model GROW. GROW adalah akronim dari Goal, Reality, Options dan Will.

 

4.     Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

 

Dalam melaksanakan proses Pendidikan, pendidik dalam hal ini guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan ketrampilan berhubungan sosial (relationship skills). Sehingga diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), terutama sadar dengan berbagai pilihan , konsekuensi yang akan terjadi, dan meminilisir kesalahan dalam pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. Namun tujuan utama pengambilan selalu pada kepentingan dan keberpihakan pada anak didik . Sebagai pemimpin pembelajaran setiap keputusan harus berpihak pada murid, berbasis etika dan nilai kebajikan dengan memetakan 4 paradigma dilema etika yaitu individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan dan jangka pendek vs jangka panjang. Pengambilan keputusan juga berpegang pada 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu prinsip berbasis hasil akhir, prinsip berbasis peraturan, dan prinsip berbasis rasa peduli. Serta dipadukan dengan 9 langkah pengambilan keputusan. Sembilan keputusan tersebut yaitu:

a.      Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

b.      Menentukan siapa saja yang terlibat

c.      Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan

d.      Pengujian benar atau salah yang didalamnya terdapat uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji keputusan panutan/idola

e.      Pengujian paradigma benar lawan benar

f.       Prinsip Pengambilan Keputusan

g.      Investigasi Opsi Trilemma

h.      Buat Keputusan

i.       Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan

 

5.   Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

 

Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah oal atau etika, nilai - nilai yang dianut sebagai seorang pendidik yaitu : kebenaran, keadilan, kebebasaan, persatuan, toleransi, tanggngjawab, dan penghargaan akan hidup. dengan berpegang teguh pada nilai - nilai tersebut. maka sebuah keputusan yang diambil diharapkan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan prinsip berpusat pada murid serta mendorong terwujudnya iklim pendidikan yang baik di sekolah.

 

6.     Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

 

Pengambilan keputusan yang tepat utamanya pada kasus dilema etika dapat kita terapkan/ capai dengan 4 Paradigma Dilema Etika, 3 Prinsip pengambilan keputusan, serta 9 Langkah pegambilan dan pengujian keputusan. Sehingga dengan menerapkan ketiganya itu diharapkan dapat mencakup semua kepentingan tetapi tidak ada yang merasa dikorbankan. Utamanya keberpihakkan kepada murid.

 

7.   Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

 

Tentunya adanya pemikiran antar individu maupun kelompok yang berbeda. Tidaklah kita pungkiri bahwasanya dalam satu instansi ada perbedaan yang berseberangan. Padahal dalam pengambilan keputusan dibutuhkan suatu kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Dalam benturan antar kelompok erat kaitanya  dengan Paradigma Dilema Etika yaitu individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, jangka pendek lawan jangka panjang.

 

8.   Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

 

keputusan yang kita ambil berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan murid seperti keputusan bagaimana menyusun strategi pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan belajar murid tentunya keputusan tersebut berpengaruh terhadap pembelajaran yang memerdekakan murid. membuat keputusan pembelajaran yang tepat untuk poensi murid dapat kita awali dengan mengetahui kesiapan, minat, dan profil belajar murid. jika kita sudah menegtahuiketiga unsur tersebut selanjutnya kita dapat memutuskan strategi pembelajran yang sesuai untuk mengakomodasi kebutuhan belajar setiap murid, melalui strategi pembelajaran berdeferensiasi konten, proses, atau produk.

 

9.  Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

 

Sudah sepantasnya sebagai seorang pendidik kita harus dapat mengambil keputusan yang bijaksana. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan bijaksana tentunya memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal, apalagi keputusan tersebut dapat berpihak pada murid sehingga kelak berpengaruh baik bagi kehidupan murid-murid.

 

10.  Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

 

Nilai dan peran guru sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan terhadap muridnya. Dalam pengambilan keputusan yang tepat, guru menentukan paradigma, prinsip resolusi, dan 9 langkah pengambilan keputusan. Guru dapat menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif model BAGJA, pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional, metode coaching model TIRTA untuk dapat menciptakan budaya positif di sekolah, lingkungan yang kondusif, serta murid yang merdeka dan bahagia.

 

11.  Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

 

pemahaman saya terhadap materi tentang konsep - konsep yang telah dipelajari di modul ini, yaitu : penerapan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan sebagai langkah awal untuk menentukan apakah masalah tersebut merupakan dilema etika atau bijikan moral.sebuah kasus di katakan dilema etika apabila ada keadaan dimana terjadi benar lawan benar , sedangkan dikatakan bujukan moal apabila dalam sebuah kasus terdapat keadaan dimana terjadi benar lawan salah. hal - hal diluar dugaan saya, apabila sebuah kasus sudah dipahami sebagai pelanggaran hukum, maka langkah - langkah pengambilan keputusan tidaklah perlu dilanjutkan karena sudah melewati uji legal ( hukum ) yang menyatakan kasus tersebut adalah benar lawan salah ( bujukan moral ).

 

12.   Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

 

Pernah dihadapkan pada pengambilan keputusan berdasarkan keadilan lawan rasa kasihan, dan hal tersebut sudah bisa dipertanggungjawabkan, namun pada saat itu saya belum mengetahui 9 langkah pengambilan keputusan apakah kasus saya termasuk dilema etika atau termasuk bujukan moral.

 

13.   Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

 

 Setelah mempelajari modul ini dalam mengambil sebuah keputusan tidak serta merta diputuskan tanpa melihat dampak apa yang akan terjadi dikemudian hari. Tetapi keputusan yang kita ambil harus berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan universal, tanggung jawab, berpihak pada murid. Keputusan juga dapat diambil melalui langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

 

14.   Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

 

Sangatlah penting bagi saya mempelajari topik modul ini baik sebagai individu maupun sebagai seorang pemimpin pembelajaran, karena pada hakikatnya setiap kita adalah seorang pemimpin paling tidak memimpin diri sendiri. Dengan mempelajari modul ini saya akan menjadi lebih bijaksana ,mendapatkan tahapan dan arahan dalam mengambil sebuah keputusan yang sulit namun dengan analisa yang sangat obyektif dengan melihat juga dari sisi nilai-nilai kebajikan universal yang ada di dalam pertimbangan setiap keputusan yang saya ambil dalam menyelesaikan sebuah kasus.




Komentar