Tantangan Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19

Tantangan Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19


        Sekitar 25 juta anak sekolah dasar di Indonesia kini belajar di bawah ancaman pandemi COVID-19.
Guru  dan  pendidik sebagai    elemen    penting    dalam    pengajaran diharuskan   melakukan   migrasi   besar-besaran yang   belum   pernah   terjadi   sebelumya   dari pendidikan  tatap  muka  tradisional ke  pendidikan online  atau  pendidikan  jarak  jauh (Bao,  2020; Basilaia   &   Kvavadze,   2020). Ini   didukung dengan   perkembangan   teknologi   yang   tidak terbatas   pada   revolusi   industry   4.0   saat   ini. Pembelajaran    online     secara     efektif untuk melaksanakan  pembelajaran  meskipun  pendidik dan peserta  didik  berada di  tempat yang  berbeda. Ini    mampu menyelesaikan permasalahan keterlambatan peserta didik untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

Pandemic     COVID-19     secara     tiba-tiba mengharuskan elemen pendidikan untuk mempertahankan   pembelajaran   secara   online. Kondisi   saat   ini  mendesak  untuk   melakukan inovasi     dan     adaptasi     terkait    pemanfaatan teknologi yang  tersedia untuk  mendukung proses pembelajaran (Ahmed  et  al.,  2020).  Praktiknya mengharuskan  pendidik  maupun  peserta  didik untuk    berinteraksi    dan    melakukan    transfer pengetahuan  secara  online.  Pembelajaran  online dapat  memanfaatkan  platform berupa  aplikasi, website,     jejaring     social    maupun learning management   system(Gunawan   et  al.,  2020).

Berbagai  platform  tersebut  dapat  dimanfaatkan untuk   mendukung   transfer   pengetahuan   yang didukung berbagai teknik diskusi dan lainnya. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan reviewartikel dengan tujuan penelitian untuk    memberikan    tinjauan    umum    terkait pembelajaran    online    pada    masa    pandemic COVID-19   di   Indonesia.   Ini   penting   guna mengetahui implementasi dan dampak pembelajaran   online   pada   peserta   didik   di Indonesia   dengan harapan   dapat   memberikan informasi  dan  perbaikan  dari   kebijakan  yang dilakukan.

Persoalan dilapangan yang dialami oleh bapak ibu guru adalah kurangnya fasilitas pendukung untuk penyelnggaraan kelas online. Misalnya akses internet yg sulit dijangkau, kepemilikan gadged oleh siswa yang tidak merata serta masih kurannya penguasaan teknologi baik oleh bapak ibu guru maupun siswa yg ada dipedesaan. Semua itu disebabkan kurang meratanya pembangunan dan juga kurangnya program pemerintah terutama kemendikbud dalam meningkatkan fasilitas sekolah didaerah.

Kendala yang dihadapi para orang tua adalah adanya penambahan biaya pembelian kuota internet bertambah, teknologi online memerlukan koneksi jaringan ke internetvdan kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota internet akan bertambah dan akan menambah beban pengeluaran orang tua. Untuk melakukan permbelajaran online selama beberapa bulan tentunya akan diperlukan kuota yang lebih banyak lagi dan secara otomatis akan meningkatkan biaya pembelian kuota internet. Kendala selanjutnya yang dirasakan orang tua yaitu mereka harus meluangkan lebih ekstra waktu kepada anak anak mendampingi belajar online, mereka harus membagi waktu lagi untuk mendampingi anak-anaknya dalam belajar online, untuk mendampingi anak-anak dalam belajar online tentunya akan berpengaruh pada aktivitas pekerjaan rutin sehari-hari yang akan menjadi berkurang, terkadang para orang tua juga ikut belajar bersama anak-anaknya dan ikut membantu mengerjakan tugas bersama-anak anaknya.Pembelajaran online juga memaksa para orang tua harus menggunakan teknologi, sehingga suka tidak suka dan mau tidak mau harus belajar dan siap mengajar melalui jarak jauh dengan menggunakan teknologi. Orang tua harus menyiapkan alat dan sistem pembelajaran jarak jauh dan melakukan bimbingan kepada anak –anak agar bisa menggunakan teknologi moderen dalam pembelajaran untuk meningkatkan kualitas anaknya. Orang tua yang mempunyai kendala dengan tuntutan kerjanya dan tuntutan untuk mendampingi pembelajaran anak di rumah ada yang melampiaskannya ke guru. Meskipun demikian, banyak juga  orang tua peserta didik yang sangat apresiatif karena mengalami sendiri bahwa mengajar dua anak di rumah saja sulit, apalagi seperti guru yang harus mengajar 20 anak di kelas.Yoo (2014) merasakan adanya kesenjangan antara ideal dan kenyataan dalam mengintegrasikan interaksi sebagai bagian dari aktivitas online dalam pembelajaran.

Dampak yang dirasakan guru yaitu tidak semua mahir menggunakan teknologi internet atau media sosial sebagai sarana pembelajaran, beberapa guru senior belum sepenuhnya mampu menggunakan perangkat atau fasilitas untuk penunjang kegiatan pembelajaran online dan perlu pendampingan dan pelatihan terlebih dahulu. Dan kompetensi guru dalam menggunakan teknologi akan mempengaruhi kualitas program belajar mengajar oleh karena itu sebelum diadakan program belajar online para guru wajib untuk diberikan pelatihan terlebih dahulu. Berapa dampak yang dirasakan guru yaitu pada proses belajar mengajar  online di rumah tanpa sarana dan prasarana memadai di rumah. Fasilitas ini sangat penting untuk kelancaran proses belajar mengajar, untuk pembelajaran online di rumahnya seharusnya disediakan dulu fasilitasnya seperti laptop, computer ataupun hand phone yang akan memudahkan guru untuk memberikan materi belajar mengajar secara online. Kendala selanjutnya yaitu para guru belum ada budaya belajar jarak jauh karena selama ini sistem belajar dilaksanakan adalah melalui tatap muka, para guru terbiasa terbiasa berada di sekolah untuk berinteraksi dengan murid -murid, dengan adanya metode pembelajaran jarah jauh membuat para guru perlu waktu untuk beradaptasi dan mereka menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas hasil belajar. 

Dampak selanjutnya yang dialami guru yaitu sekolah diliburkan terlalu lama membuat para guru jenuh, guru terbiasa berada di sekolah untuk berinteraksi dengan teman-temannya. Kemudian guru juga akan kehilangan jiwa sosial, jika di sekolah mereka bisa bermain berinteraksi dnegan guru guru lain dna oara murid tetapi kali ini mereka tidak biasa dan hanya sendiri dirumah. Adanya wabah Covid-19 memaksa para guru harus menggunakan teknologi, sehingga suka tidak suka dan mau tidak mau harus belajar dan siap mengajar melalui jarak jauh dengan menggunakan teknologi. Setiap sekolah menyiapkan alat dan sistem pembelajaran jarak jauh dan melakukan bimbingan teknis kepada para guru agar bisa menggunakan teknologi moderen dalam pembelajaran untuk meningkatkan kualitas anak didik di sekolah dasar. Kendala yang dihadapi para guru adalah adanya penambahan biaya pembelian kuota internet bertambah, teknologi online memerlukan koneksi jaringan ke internetvdan kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota internet akan bertambah dan akan menambah beban pengeluaran guru. Untuk melakukan permbelajaran online selama beberapa bulan tentunya akan diperlukan kuota yang lebih banyak lagi dan secara otomatis akan meningkatkan biaya pembelian kuota internet. Kompetensi guru dalam memanfaatkan teknologi dan menguasai teknologi untuk pembelajaran dituntut untuk meningkat dengan cepat untuk merespon online Home Learning. 

Komunikasi guru dan sekolah dengan orang tua harus terjalin dengan lancar. Artinya, ada pengeluaran tambahan biaya yang harus dibayar oleh guru baik berupa material maupun non- material. Misalnya pulsa telpon, pulsa untuk akses internet, dan terutama waktu. Salah satu biaya yang otomatis harus dibayar oleh guru adalah guru juga harus memberi technical support pada orang tua apabila terjadi glitches (masalah) dengan baik yg berhubungan dengan teknologi yang langsung digunakan dalam proses pembelajaran maupun setting gawai yang digunakan oleh peserta didik. Jam kerja yang menjadi tidak terbatas karena harus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan peserta didik, orang tua, guru lain, dan kepala sekolah. Tidak setiap guru cepat mengadopsi dan belajar teknoloogi, sehingga sebagai koordinator jam kerja saya tak terbatas di hari kerja. Sabtu dan sampai Minggu malam pun tetap dituntut secara moral dan tanggung jawab untuk mempersiapkan guru-guru yang masih butuh support untuk menjalankan home learning

Pada tahun 2019 sebenarnya pemerintah melalui kemendikbud telah meluncurkan program BOS Kinerja dan Afirmasi yg bertujuan untuk melengkapi fasilitas sekolah dalam bidang IPTEK. Sekolah diberikan tambahan dana BOS untuk dibelanjakan Gadged dan peralatan pendukungnya. Program itu baru menjangkau sedikit sekolah dan belum merata.

Beberpa strategi pembelajaran dalam masa pandemi covid-19 harus diterapkan. Dan untuk mengetahuinya kita perlu melakukan penelitian dan pengamatan. Dengan menggali informasi tertentu dan   Penelitian    ini    menggunakan    metode descriptive  content  analysis  study. Metode  ini merupakan  analisis  isi  yang  dimaksudkan  untuk menggambarkan  isi dari suatu  informasi atau teks tertentu (Munirah, 2015). Analisis dilakukan pada berbagai artikel  ilmiah  terkait pembelajaran online    selama    masa    pandemic    COVID-19. Artikel ilmiah diperoleh dari jurnal internasional, nasional dan berbagai sumber lain yang sejenis.

Kebijakan social   distancing maupun physical distancingguna meminimalisir penyebaran     COVID-19     mendorong     semua elemen   pendidikan   untuk  mengaktifkan   kelas meskipun   sekolah   tutup.   Penutupan   sekolah menjadi  langkah  mitigasi  paling  efektif  untuk meminimalisir penyebaran   wabah   pada   anak-anak. Solusi   yang   diberikan yakni   dengan memberlakukan  pembelajaran  dirumah  dengan memanfaatkan  berbagai fasilitas penunjang yang mendukung. Selama    masa    pandemic    COVID-19 pembelajaran  dirumah atau online menjadi  solusi melanjutkan  sisa  semester. 

Pembelajaran  online didefinisikan sebagai pengalaman transfer pengetahuan menggunakan video, audio, gambar, komunikasi  teks,perangkat  lunak (Basilaia  & Kvavadze,  2020) dan dengan  dukungan  jaringan internet (Zhu   &   Liu,   2020).   Ini   merupakan modifikasi  transfer  pengetahuan  melalui  forum website (Basilaia  &  Kvavadze,  2020)dan  tren teknologi  digital  sebagai  ciri  khas  dari  revolusi industry   4.0   untuk   menunjang   pembelajaran selama   masa   pandemic   COVID-19. Integrasi teknologi     dan ragam inovasi     ciri     dari pembelajaran   online (Banggur   et   al.,   2018). Selain   itu,   yang   terpenting   adalah   kesiapan pendidik  dan  peserta  didik  untuk  berintereaksi secara online.

Infrastruktur yang mendukung pembelajaran    online    secara    gratis    melalui berbagai  ruang  diskusi  seperti  Google  Classroom, Whatsapp,  Kelas  Cerdas,  Zenius,  Quipper  dan Microsoft(Abidah  et  al.,  2020). FiturWhatsapp mencakup Whatsapp Group     yang     dapat digunakan  untuk  mengirim  pesan  teks,  gambar, Permasalahan  tersebut  tentu  harus  tetap  di evaluasi  guna  memperoleh  pembelajaran  yang lebih baik.Kuncinya  adalah  untuk  melakukan pembelajaran   online    sesaui    dengan    kondisi setempat(Zhang  et  al.,  2020). Hal  terpenting untuk menciptakan kemandirian dan keterampilan   belajar   peserta   didik   di   tengah pandemic COVID-19.

Pembelajaran online memberikan kemudahan dalam memberikan transfer informasipada   berbagai   situasi   dan   kondisi. Ragam  manfaat  dari  kemudahan  pembelajaran online  didukung  berbagai  platform mulai  dari diskusi hingga tatap muka secara virtual. Namun, hal  ini  perlu  di  evaluasi  dan disesuaikan  dengan kondisi  setempat,  mengingat  kemampuan  orang tua  memberikan  fasilitas  pembelajaran  online berbeda. Kuncinya     adalah     memaksimalkan kemampuan  peserta  didik  belajar  dalam  kondisi pandemic seperti ini. 

Mari terus terapkan protokol kesehatan denganselalu memakai masker, cuci tangan sebelum dan sesudah beraktifitas dan jaga jarak minimal 2 meter. jadikan kebiasan baru dalam hidup kita untuk masa depan generasi penerus bangsa.


Komentar